
Para buruh dalam kesehariannya sudah dibenturkan dengan rutinitas yang hanya untuk bertahan hidup baik dirinya maupun keluarga seakan garis nasib berbicara bahwa hidup menjemukan dan tak bermakna yang harus disyukuri. Mereka terasing dari hasil dari yang mereka kerjakan dan hanya mendapatkan upah, sekali lagi untuk bertahan hidup.
Di sisi lain mental rendah diri, ahli menderita, pasrah dengan keadaan, menganggap pemilik modal sudah berbaik hati memberi pekerjaan, bahwa mereka yang mapan akibat kerja kerasnya sampai bisa seperti itu, seperti layaknya motivator dari zaman Firaun melakukan pekerjaannya memotivasi tuk membuat Piramida dan banyak ilusi lain merupakan racun dan menjadi kesadaran palsu bagi hampir seluruh mayoritas rakyat, khususnya para pekerja.
Racun pikiran yang dibentuk oleh mereka yang ingin memapankan dirinya mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi segelintir manusia yang kuasa. Harapan palsu yang disebarkan bahwa memang hidup itu seperti ini dan kita dipaksa menerima nasib. Sementara mereka yang mapan menentukan nasibnya sendiri. Pedulikah mereka dengan nasib banyak orang? “manusia (pekerja) bukanlah apa apa, komoditas (barang dagangan) lah segala-galanya” begitulah orang bijak menjelaskan. Bahwa barang yang dihasilkan oleh mesin dan buruh adalah hal yang penting, namun buruh yang bekerja memproduksi barang/ jasa untuk kepentingan dan kekayaan pemodal cukup hanya dengan upah. komoditas telah menjadi berhala modern bagi zaman kapitalis.
Peran sejarah bagi buruh?
Seperti yang dibahas di atas bahwa kehidupan yang dialami Mayoritas rakyat pekerja bukanlah nasib atau takdir yang tak bisa dirubah. “tak ada seorangpun manusia yang dilahirkan untuk menjadi budak bagi manusia lainnya” begitulah pesan leluhur yang menggema di kalangan masyarakat dan menjadi usaha tuk melepaskan belenggu penjajahan.
Harapan akan suatu masyarakat yang lebih baik menjadi semangat aksi nyata dalam mewujudkan harapan tersebut, dengan mengabarkan harapan sebanyak banyaknya, dan juga dengan pengorbanan dan perjuangan.
Sejarah bukan hanya membahas tentang masa yang lampau, atau menjadi ruang rekreasi wisata, atau dipandang sebagai kejadian yang jelimet dan rumit. yang pada intinya mengkerdilkan sejarah itu sendiri.
Sejarah bagi buruh berperan sangat penting di dalam perjuangannya. “sejarah perjuangan manusia adalah sejarah perjuangan kelas” harus menjadi pandangan pokok klas buruh dalam perjuangannya. Bahwa dalam perjalanan sejarah perkembangan masyarakat adalah tentang perjuangan klas.
Menempatkan sejarah menjadi ilmu perjuangan klas buruh menjadi penjelas dari racun kesadaran palsu yang disebarkan, bahwa perjuangan melawan penindasan melawan penjajahan merupakan bagian dari perjuangan klas, atau penindasan suatu bangsa terhadap bangsa lain, penindasan pemilik modal dan negara terhadap masyarakat dan klas pekerja merupakan bentuk dari penindasan klas.
Di sisi lain, dengan mempelajari sejarah dapat menjadi inspirasi tentang berbagai bentuk dan metode dalam perjuangan kaum buruh baik keberhasilan maupun kegagalannya, yang merupakan bentuk keberanian buruh dan rakyat dalam melawan penindasan.
Dan kaum buruh beserta rakyat sejarah menjadi penting bahwa perjuangannya merupakan perjuangan yang menyejarah dalam mencapai harapan masyarakat baru bebas dari penghisapan dan penindasan segelintir mereka yang mapan dengan merebut kekuasaan dan kedaulatannya sendiri.