![](https://fsebumi.or.id/wp-content/uploads/2024/05/mayday-sebumi.jpeg)
Pada peringatan Hari Buruh Sedunia tahun 2024 ini, ratusan massa buruh Federasi Serikat Buruh Militan dan Federasi Gerakan Buruh Kerakyatan yang tergabung di dalam aliansi Suara Perempuan menggelar aksi di Bundaran Patung Kuda, Jakarta.
Dalam aksinya mereka mengangkat tema “Buruh dan Rakyat Melawan PHK dan Kenaikan Harga Pangan”. Beberapa tuntutan terkait kepentingan ekonomi dan politik rakyat juga mereka usung, juga tuntutan terkait hak-hak kaum perempuan.
Yang menarik dari aksi ini adalah tema dan tuntutan disampaikan tidak hanya melalui berbagai poster dan orasi, juga disampaikan melalui aksi teatrikal berupa pantomim dan adegan-adegan slapstick yang diperankan oleh massa aksi. Aksi teatrikal ini menggambarkan kritik terhadap kenyataan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi hari ini di tengah-tengah masyarakat.
Di dalam adegan slapstick tersebut ada seorang pemeran bertopeng babi yang mengenakan jas lengkap dan membawa koper bertuliskan investasi dan berbagai simbol mata uang asing. Si pemeran bertopeng babi ini melakukan adegan-adegan seolah-olah sedang bertransaksidengan seorang pemeran lain yang mengenakan jubah hitam dan membawa pentungan bertuliskan PHK dan Ciptaker. Setiap kali si pemeran berjubah hitam menerima segepok uang dari pemeran bertopeng babi, maka segera saja ia mengejar-ngejar dan mementungi massa aksi.
“Babi adalah personifikasi atas kaum pemodal, sedangkan si dedemit adalah personifikasi atas kekuasaan komprador dalam negeri, dan massa aksi yang dipentungi adalah rakyat kelas pekerja yang ditumbalkan demi kepentingan kaum modal dan rente bagi kekuasaan komprador,” demikian jelas Ilham Jimbo yang menjadi pengarah aksi teatrikal ini.
Aksi ini kemudian ditutup dengan pernyataan solidaritas terhadap rakyat kelas pekerja Palestina dan menyanyikan L’internationale yang merupakan himne rakyat kelas pekerja sedunia.
BURUH MADIUN: AKSI TABUR BUNGA TANDA KEPRIHATINAN
Selain di Jakarta SEBUMI juga melakukan aksi di Madiun yang dilakukan oleh para anggota Serikat Buruh Madiun Raya (SBMR) yang berafiliasi ke Federasi SEBUMI. Mereka melakukan aksi dengan menggeruduk kantor DPRD Kab. Madiun.
Beberapa menit usai berorasi, para buruh melakukan aksi tabur bunga sebagai bentuk keprihatinan.
Mereka menilai, upah yang didapat tidak sebanding dengan jerih payah pekerjaan untuk perusahaan.
Koordinator SBMR Aris Budiono mengatakan, selain menuntut kenaikan upah, buruh juga tetap menyampaikan penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.
Selain membawa isu nasional, pihaknya juga meminta kepada pemerintah daerah mendirikan PHI di tiap kota/kabupaten. Serta segera menyelesaikan hak eks karyawan pabrik sepatu PT Karyamitra Budisentosa sebanyak 395 orang.